Misteri Hantu Tanpa Muka di Masjid Tua - Misteri Jaman Dahulu

Halaman

    Social Items

Misteri Hantu Tanpa Muka di Masjid Tua

Misteri Hantu Tanpa Muka di Masjib Tua

ArtimMstery.- Kejadian ini betul-betul terjaadi serta dirasakan oleh salah seseorang teman akrab penulis. Saat itu maulana yang saat itu masih tetap duduk di bangku kelas 1 SMP Negeri, tengah asyik tidur-tiduran sendirian di suatu masjid tua punya keluarga yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya. Pada akhirnya maulana betul-betul tertidur nyenyak, maklum barusan selepas sholat Isya, dia nampaknya kelelahan karna habis bermain dengan rekan-rekan sepantarannya.

Umumnya, pria penyuka menggambar serta memasak ini memanglah seringkali tidur di masjid tua itu, temani ayahnya yang rajin melakukan tirakat. Tetapi kesempatan ini dia tidur sendirian karna ayahnya waktu itu tengah ada diluar kota. Maulana tertidur dengan tempat miring, meringkuk, dengan kepala menghadap ke kiblat, sembari tubuhnya diselimuti sarung butut. Sekitaran jam 2 awal hari, dianya sendiri terbangun karna mendengar ada nada orang yang tengah melantunkan ayat suci Al-Qur’an dengan merdu serta fasih sekali.

Benar saja, cuma berjarak satu mtr. di depannya nampak seseorang yang tengah melakukan sholat. Anehnya, pria itu kenakan jubah putih dengan tutup kepala seperti baju orang Arab. Belum juga sempat ada orang yang sholat dengan kenakan pakaian mirip itu di masjid itu. Maulana terasa aneh serta terasa ada yg tidak lumrah. Matanya lantas melirik kearah pintu Masjid. Nyatanya pintu itu masih tetap tertutup rapat. Lalu bagaimana pria ini dapat masuk kedalam Masjid? Umumnya, bila ada yang masuk ke Masjid, tentu pintunya juga akan terbuka.

Beragam pertanyaan mulai merasuki fikiran Maulana. Hatinya mulai terasa tidak enak, namun dia masih tetap berupaya berfikiran positif. Tanpa diakuinya, sholat pria yang di depannya itu telah masuk step akhir. Tidak lama kemudia kepala pria misterius itu perlahan-lahan menghadap ke kanan sembari mengatakan salam jadi tanpa ada penutup sholat, “Assalamu’alaikum Warrohmatullah. ”

Sontak muka pria berjubah putih itu nampak oleh Maulana. Subhanallah, nyatanya berwajah nampak datar, tidak ada mata, mulut atau hidung. Mukanya cuma nampak polos, putih bersinar sama seperti lampu taman yang berupa bulat.

“Haa... haan.... haaann tuuuu...... Allaaahhu akbaaaar! ” teriak Maulana kaget bukanlah kepalang. Mata Maulana terbelalak seperti ingin keluar. Ke-2 tangannya berupaya menutupi berwajah yang nampak benar-benar ketakutan. Badannya menggigil seperti orang yang tengah terkena panas tinggi. Sebentar lalu Maulana tidak ingat kembali apa yang berlangsung. Dirinya terlelap tidak sadarkan diri.

Mendekati saat Subuh, sebagian pria mulai berdatangan ke Masji tua itu. Mereka terperanjat merasa seseorang anak kecil yang tengah tertidur dengan tempat yg tidak lumrah. Terlihat anak remaja itu badannya meringkuk, akan tetapi kepalanya nampak tengah melihat suatu hal dengan mata terbelalak. Ke-2 tangannya terlihat tengah berupaya menutupi berwajah. Badannya kaku seperti robot.

Beberapa jemaah Masjid tua itu berupaya membangunkan Maulana yang masih tetap terbaring pingsan, akan tetapi tidak seseorang juga yang berhasil menyadarkannya. Dia tetaplah terbujur kaku, tidak bergerak samasekali, terkecuali napas serta detak jantungnya yang terdengar biar cepat seperti orang yang tengah lari.

Tidak lama lalu masuklah seseorang pria tua yang jalan dibantu tongkatnya. Pria itu tidak beda yaitu Pak haji Akhmad, sesepuh desa yang paling dihormati. Lihat peristiwa itu, pak Haji menyuruh salah seseorang jemaah untuk ambil nampan memuat air, dibarengi sebagian bunga mawar serta melati. Sesudah itu dibacakannya sebagian doa yang di ambil dari sebagian ayat suci Al-Quran. Air dari nampan itu lalu dioleskan ke muka Maulana. Cuma dalam tempo sebagian detik, badan Maulana jadi lemas serta dianya sendiri sadar kembali.

Maulana heran lihat beberapa orang mengelilinginya. Sesudah sadar apa yang berlangsung, dia lantas ceritakan semuanya peristiwa yang barusan dirasakannya. Mulai sejak waktu itu dia tidak berani kembali tidur sendirian di masjid tua itu, terkecuali andaikan dengan papa atau rekan-temannya.

Misteri Hantu Tanpa Muka di Masjid Tua

Misteri Hantu Tanpa Muka di Masjid Tua

Misteri Hantu Tanpa Muka di Masjib Tua

ArtimMstery.- Kejadian ini betul-betul terjaadi serta dirasakan oleh salah seseorang teman akrab penulis. Saat itu maulana yang saat itu masih tetap duduk di bangku kelas 1 SMP Negeri, tengah asyik tidur-tiduran sendirian di suatu masjid tua punya keluarga yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya. Pada akhirnya maulana betul-betul tertidur nyenyak, maklum barusan selepas sholat Isya, dia nampaknya kelelahan karna habis bermain dengan rekan-rekan sepantarannya.

Umumnya, pria penyuka menggambar serta memasak ini memanglah seringkali tidur di masjid tua itu, temani ayahnya yang rajin melakukan tirakat. Tetapi kesempatan ini dia tidur sendirian karna ayahnya waktu itu tengah ada diluar kota. Maulana tertidur dengan tempat miring, meringkuk, dengan kepala menghadap ke kiblat, sembari tubuhnya diselimuti sarung butut. Sekitaran jam 2 awal hari, dianya sendiri terbangun karna mendengar ada nada orang yang tengah melantunkan ayat suci Al-Qur’an dengan merdu serta fasih sekali.

Benar saja, cuma berjarak satu mtr. di depannya nampak seseorang yang tengah melakukan sholat. Anehnya, pria itu kenakan jubah putih dengan tutup kepala seperti baju orang Arab. Belum juga sempat ada orang yang sholat dengan kenakan pakaian mirip itu di masjid itu. Maulana terasa aneh serta terasa ada yg tidak lumrah. Matanya lantas melirik kearah pintu Masjid. Nyatanya pintu itu masih tetap tertutup rapat. Lalu bagaimana pria ini dapat masuk kedalam Masjid? Umumnya, bila ada yang masuk ke Masjid, tentu pintunya juga akan terbuka.

Beragam pertanyaan mulai merasuki fikiran Maulana. Hatinya mulai terasa tidak enak, namun dia masih tetap berupaya berfikiran positif. Tanpa diakuinya, sholat pria yang di depannya itu telah masuk step akhir. Tidak lama kemudia kepala pria misterius itu perlahan-lahan menghadap ke kanan sembari mengatakan salam jadi tanpa ada penutup sholat, “Assalamu’alaikum Warrohmatullah. ”

Sontak muka pria berjubah putih itu nampak oleh Maulana. Subhanallah, nyatanya berwajah nampak datar, tidak ada mata, mulut atau hidung. Mukanya cuma nampak polos, putih bersinar sama seperti lampu taman yang berupa bulat.

“Haa... haan.... haaann tuuuu...... Allaaahhu akbaaaar! ” teriak Maulana kaget bukanlah kepalang. Mata Maulana terbelalak seperti ingin keluar. Ke-2 tangannya berupaya menutupi berwajah yang nampak benar-benar ketakutan. Badannya menggigil seperti orang yang tengah terkena panas tinggi. Sebentar lalu Maulana tidak ingat kembali apa yang berlangsung. Dirinya terlelap tidak sadarkan diri.

Mendekati saat Subuh, sebagian pria mulai berdatangan ke Masji tua itu. Mereka terperanjat merasa seseorang anak kecil yang tengah tertidur dengan tempat yg tidak lumrah. Terlihat anak remaja itu badannya meringkuk, akan tetapi kepalanya nampak tengah melihat suatu hal dengan mata terbelalak. Ke-2 tangannya terlihat tengah berupaya menutupi berwajah. Badannya kaku seperti robot.

Beberapa jemaah Masjid tua itu berupaya membangunkan Maulana yang masih tetap terbaring pingsan, akan tetapi tidak seseorang juga yang berhasil menyadarkannya. Dia tetaplah terbujur kaku, tidak bergerak samasekali, terkecuali napas serta detak jantungnya yang terdengar biar cepat seperti orang yang tengah lari.

Tidak lama lalu masuklah seseorang pria tua yang jalan dibantu tongkatnya. Pria itu tidak beda yaitu Pak haji Akhmad, sesepuh desa yang paling dihormati. Lihat peristiwa itu, pak Haji menyuruh salah seseorang jemaah untuk ambil nampan memuat air, dibarengi sebagian bunga mawar serta melati. Sesudah itu dibacakannya sebagian doa yang di ambil dari sebagian ayat suci Al-Quran. Air dari nampan itu lalu dioleskan ke muka Maulana. Cuma dalam tempo sebagian detik, badan Maulana jadi lemas serta dianya sendiri sadar kembali.

Maulana heran lihat beberapa orang mengelilinginya. Sesudah sadar apa yang berlangsung, dia lantas ceritakan semuanya peristiwa yang barusan dirasakannya. Mulai sejak waktu itu dia tidak berani kembali tidur sendirian di masjid tua itu, terkecuali andaikan dengan papa atau rekan-temannya.